Minggu, 13 Februari 2011

Social Enterpreneur Muda untuk Indonesia


Indonesia di abad 20 memiliki banyak permasalahan terutama mengenai kependudukan yang melimpah. Jumlah penduduk Indonesia sekitar 230 juta jiwa, 50% populasi penduduk Indonesia berada di usia produktif 15-45 tahun. Yang menarik, rasio jumlah penduduk di bawah usia produktif masih lebih tinggi (29%) dibandingkan rasio jumlah penduduk di atas usia produktif (sumber: Data Statistik Indonesia). Dengan sumberdaya manusia yang begitu banyak dibutuhkan lapangan pekerjaan yang banyak pula. Dengan kata lain jumlah sumberdaya manusia harus berbanding lurus dengan pekerjaan yang ada agar tidak terjadi pengangguran masal yang nantinya berdampak pada kesejahteraan rakyat Indonesia itu sendiri. Namun pada kenyataannya lapangan pekerjaan di Indonesia tidak memadai.

Perubahan pola pikir tentang bagaimana memenuhi kebutuhan hidup dari pegawai menjadi kreator pekerjaan sangatlah penting untuk menanggulangi masalah ini. Membuka lapangan pekerjaan merupakan hal yang paling ideal. Oleh karena itu jiwa entrepreneurship (kewirausahaan) begitu diperlukan saat ini.

Kewirausahaan menurut Andrew J Dubrin adalah Seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif (Entrepreneurship is a person who founds and operates an innovative business). Sedangkan menurut para ahli lain dapat disimpulkan bahwa kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan / imbalan moneter dan kepuasan pribadi.

Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema penting yang dapat di identifikasi:

  1. Pursuit of opportunities

Entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain tidak melihat dan memperhatikannya

  1. Innovation

Entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru. Yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis.

  1. Growth

Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan innovasi produk dan pendekatan baru.

Bukan hanya jumlah wirausahawan yang masih sedikit, motivasi berwirausaha juga masih minim di Indonesia. Padahal, kata ekonom Aviliani, jika wirausaha Indonesia tidak tangguh, maka masyarakat ekonomi ASEAN akan masuk dan menguasai lini ini pada 2015.

Untuk menjadi seorang entrepreneur yang andal, sungguh tidaklah mudah. Hanya orang yang mampu mengubah dirinya untuk berpikir kreatif, kritis dan inovatif yang akan berhasil dan dapat meraih sukses.

Beberapa tahun terakhir ini banyak bermunculan usaha - usaha baru yang dibangun oleh para pemula yang usianya masih terbilang muda. Kondisi ini merupakan satu fenomena yang menggembirakan buat pertumbuhan ekonomi bangsa kita. Di tengah keterbatasan lapangan pekerjaan saat ini, justru telah membangkitkan semangat kaum muda untuk menjadi seorang entrepreneur atau wirausahawan.

Sayangnya, para entrepreneur muda tersebut dalam memulai usahanya hanya dilandasi oleh kemampuan modal dan hardskill tanpa adanya perubahan pola pikir. Sehingga sebagian besar para entrepreneur muda tersebut sering menemui kegagalan yang mengakibatkan usahanya menjadi bangkrut.

Oleh karena itu entrepreneur muda benar – benar amat diperlukan untuk menangani kurangnya lapangan pekerjaan di Indonesia. Apalagi mengingat jumlah penduduk usia produktif yang besar ditambah jumlah penduduk yang masih anak - anak yang nantinya menjadi pemuda – pemuda penerus perekonomian bangsa Indonesia.